Samarinda
Warga loa bakung dibantu FMPL (Forum Masyarakat Peduli Lingkungan), yang bekerja sama dengan jajaran Polsek sungai kunjang melakukan aksi damai turun kejalan diruas JL.Jakarta, kelurahan Loa bakung, Samarinda, Sabtu (28/07/2012).
Aksi damai ini dilakukan sebagai bentuk protes, karena tuntutan warga agar ruas jalan jakarta loa bakung segera diperbaiki tak kunjung terealisasi, warga berharap agar dinas yang terkait seperti Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, dan khususnya pemerintah kota samarinda segera turun tangan menyikapi kerusakan jalan yang terjadi selama ini, warga menilai pemerintah seolah-olah menutup mata dan membiarkan ruas jalan jakarta mengalami kerusakan parah.
Aksi juga ditujukan kepada pengguna jalan, terutama kepada sopir kendaraan berat yang melewati ruas jalan jakarta, warga menilai para sopir sering ugal-ugalan dan tidak memperhatikan keselamatan pengguna jalan lainnya, dengan banyaknya kendaraan berat yang melalui ruas jalan ini warga juga mengeluh bahwa kerusakan yang terjadi tidak hanya pada ruas jalan saja tetapi juga berakibat pada kondisi rumah, dimana dinding rumah warga yang berada disepanjang jalan jakarta mengalami retak-retak.
Dengan membawa selebaran warga mensweeping setiap kendaraan berat yang lewat, selebaran tersebut dibagikan kepada sopir sekaligus memberi himbauan kepada sopir agar bisa mengurangi kecepatan dan lebih memperhatikan keselamatan pengguna jalan lainnya, Menurut mustofa selaku kordinator aksi, ada 7 point tuntutan warga dalam aksi ini.
Diantaranya adalah:
1. Kendaraan berat yang melalui ruas jalan jakarta tidak boleh melebihi kecepatan 15 km/jam
2. Dahulukan pejalan kaki dan kendaraan roda 2
3. Kendaraan bermuatan diatas 8 ton dilarang melewati jalan perumahan korpri
4. Dilarang menyalakan klakson kendaraan jika tidak diperlukan
4. Dilarang menyalakan klakson kendaraan jika tidak diperlukan
5. Mengurangi penggunaan jalan dimalam hari
6. Kendaraan berat (dengan muatan) dari arah kota menuju jembatan mahulu, dilarang melintasi ruas JL. Jakarta Loa bakung
7. Hindari tindakan yang memancing emosi warga
Dengan memberi pengertian kepada para sopir diharapkan bisa tercipta sikap saling menghargai, karena warga loa bakung sudah bosan dengan kondisi jalan rusak selama ini, dimana kondisi jalan yang berdebu dan menjadi berlumpur saat musim penghujan datang, jangan sampai karena ulah sopir yang ugal-ugalan justru memancing emosi warga, “Tolong hargai kami sebagai warga loa bakung, jujur kami cukup resah dengan kondisi jalan rusak selama ini, namun kami juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan bapak sopir, jadi tolong kita saling menghargai apalagi ini dibulan puasa, bulan yang suci”, ucap koordinator aksi.
Jika aksi hari ini tetap tidak digubris, warga berencana akan melakukan aksi yang lebih besar pada esok hari, Minggu (29/07/2012). Aksi akan dipusatkan dipelataran masjid jami Ar-Rasyidin pada sore hari dari pukul 16:00 Wita hingga menjelang berbuka puasa, diharapkan pada aksi esok hari semua elemen masyarakat mau turun kejalan, agar aspirasi yang disampaikan didengar dan benar-benar direalisasikan.
Dengan memberi pengertian kepada para sopir diharapkan bisa tercipta sikap saling menghargai, karena warga loa bakung sudah bosan dengan kondisi jalan rusak selama ini, dimana kondisi jalan yang berdebu dan menjadi berlumpur saat musim penghujan datang, jangan sampai karena ulah sopir yang ugal-ugalan justru memancing emosi warga, “Tolong hargai kami sebagai warga loa bakung, jujur kami cukup resah dengan kondisi jalan rusak selama ini, namun kami juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan bapak sopir, jadi tolong kita saling menghargai apalagi ini dibulan puasa, bulan yang suci”, ucap koordinator aksi.
Jika aksi hari ini tetap tidak digubris, warga berencana akan melakukan aksi yang lebih besar pada esok hari, Minggu (29/07/2012). Aksi akan dipusatkan dipelataran masjid jami Ar-Rasyidin pada sore hari dari pukul 16:00 Wita hingga menjelang berbuka puasa, diharapkan pada aksi esok hari semua elemen masyarakat mau turun kejalan, agar aspirasi yang disampaikan didengar dan benar-benar direalisasikan.
-Rahza Nawarid-